Anda pasti tahu atau paling tidak pernah mendengar nama Mbah Maridjan. Tapi tahukah anda siapakah Mbah Maridjan yang sebenarnya? Mbah Maridjan mempunyai nama asli Mas Penewu Suraksohargo. Beliau adalah juru kunci Gunung Merapi sejak tahun 1982. Tidak main-main, karena yang memberi tugas adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Setiap Gunung Merapi akan meletus, warga setempat selalu menunggu komando dari beliau untuk mengungsi.
Sebelum letusan Gunung Merapi pada tahun 2006, praktis yang mengenal nama Mbah Maridjan hanyalah orang-orang Yogyakarta dan Jawa Tengah. Namun setelah letusan Merapi 2006 itu, namanya melambung dan menjadi ikon Merapi dan Yogyakarta. Pasalnya dia bersama sejumlah warga Dusun Kinahrejo Kecamatan Cangkringan Sleman yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III menolak untuk di evakuasi. Padahal saat itu, Gunung Merapi sudah masuk tataran Awas. Bahkan Raja Kraton Ngayogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X sempat meminta dia untuk turun gunung. Namun yang bersangkutan tidak mau. Beruntung, erupsi Merapi tidak segawat yang diperkirakan para ahli, sehingga kekukuhan Mbah Maridjan bahwa Merapi tidak berbahaya menjadi terbukti.
Namanya terus melambung dan kemudian menjadi bintang iklan sebuah minuman berenergi. Duit pun mengalir deras ke kantongnya. Selebritis gaek ini tidak menikmati uangnya sendiri, tapi dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Di daerah Kinahrejo, ia membangun masjid serta gereja. Warga di sana pun diminta beribadah sesuai keyakinan. Selain itu, Mbah Maridjan acap kali menyalurkan beras dan sembako kepada warga yang membutuhkan.
Mbah Maridjan lahir di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman pada tahun 1927. Kekuasaan sebagai kunci Gunung Merapi itu ia dapatkan dari amanah yang diberikan Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Ia mulai menjabat sebagai wakil juru kunci pada tahun 1970. Jabatan sebagai juru kunci lalu ia sandang sejak tahun 1982. Mbah Maridjan mempunyai beberapa anak, yakni Mbah Ajungan, Raden Ayu Surjuna, dan Raden Ayu Murjana.
Sore ini, sudah ada kepastian bahwa Mbah Maridjan meninggal. Bagi masyarakat Indonesia dia adalah contoh orang yang bersetia pada tugas. Sebuah bentuk pengabdian yang luar biasa dari seorang yang biasa. Selamat jalan Mbah Maridjan.