Jumat, 24 April 2009

Menginstall ScribeFire di Ubuntu 9.04 Jaunty Harus Download 4 GB?

Scribefire-di-Ubuntu-904Saya yakin kalau anda mengalami sendiri, anda juga akan berdebar-debar melihat gambar di atas, menginstall ScribeFire –nya Mozilla FireFox harus download sampai 4 GB???

Hari ini saya berhasil mendownload .iso –nya Ubuntu 9.04 Jaunty Jackalope versi betulan, alias sudah bukan versi beta lagi. Kemarin saya coba mencari sampai mumet tidak ketemu juga, sampai saya ingat kalau kita lebih cepat 1 hari dibanding Amerika. Hehe … kalah sama anak kelas 5 SD nich. Masak ga’ tahu ….

Langkah ketiga yang saya lakukan setelah membakar dan menginstallnya adalah menginstall si ScribeFire –nya Mozilla FireFox ini, supaya cepetan bisa ngeblog gitu. Melihat bahwa saya musti mendownload sampai 4 GB, sempat keder juga. Tapi saya yakin ini cuman minor bug saja dari si Ubuntu 9.04 Jaunty Jackalope. Jadi saya teruskan, sambil menguatkan hati, semoga si Ubuntu baru ini tidak membuat saya bangkrut …. Dan … ternyata bener, hanya 800an kb kog. Hhhh … lega ….

Kamis, 23 April 2009

Asus P565, PDA berKecepatan Tinggi

Asus P565 miring

Kalau anda memperhatikan iklan-iklan di TV akhir-akhir, mungkin anda akan sependapat dengan saya bahwa ponsel atau PDA yang paling sering dipakai menjadi model iklan untuk berbagai produk adalah Blackberry dan Sony Ericsson. Secara pribadi saya juga kagum dengan Blackberry, nyaman benar, meski cuman ‘pernah’ pinjam, hehe ….

Blackberry, ketambahan dengan iPhone 3G yang fenomenal, sepertinya membuat gerah produsen gadget yang berbasis Windows Mobile. Seperti yang akan kita intip kali ini. Asus P565.

Disain

Pihak Asus rupanya bekerja keras supaya P565 ini nyaman dipakai oleh orang asia. Dengan dimensi 10,2 x 6.05 x 1.6 cm, dia lebih besar sedikit dari HTC Touch, tapi masih lebih kecil BlackBerry Bold. Pemilihan materialnya membuatya P565 berbobot ‘cukup’ ringan, 120 gram. Bandingkan dengan iPhone 3G yang seberat 133 gram.

Asus P565 ini menggunakan layar sentuh sebagai sarana berinteraksi utama dengan penggunanya. Jadi kita tidak akan menemukan keypad di tubuhnya. Beda dengan BlackBerry.Asus P565 3

Layar

Meski hanya berdiagonal 2,8” namun layar Asus P565 ini beresolusi VGA, atau 640x480 px, bandingkan dengan iPhone 3G yang meski berdiagonal 3,5” namun hanya beresolusi QVGA(320x240 pixel) saja. BlackBerry Bold juga hanya memakai QVGA untuk layarnya.

Kalau HTC melengkapi produknya dengan HTC Flow, Asus membekali P565 ini dengan apa yang mereka sebut sebagai Glide Interface, yang memungkinkan layar membaca gerak usapan jari sesuai gesture pengguna. Glide ini juga memungkinkan pengguna untuk berpindah task dengan cepat.

Dengan resolusi VGA itu, P565 sangat mampu untuk menampilkan citra yang halus dan padat. Apalagi dengan diagonal yang hanya 2,8 itu. Diagonal yang kecil bisa jadi juga sesuatu yang kurang menyenangkan. Mungkin kalau sedikit lebih lebar akan lebih menyenangkan lagi, hehe …. Maunya…

Asus P565 Prosesor

Asus mengklaim bahwa Asus P565 ini adalah PDA dengan prosesor tercepat yang ada saat ini. Dengan memakai Marvell PXA920 ber-clock speed 800 MHz, rupanya produsen lain masih butuh waktu untuk bisa mengejar. Bandingkan dengan HTC Touch Pro yang ber-clock speed 528 MHz, atau BlackBerry Bold – 624 MHz. Dengan clock speed setinggi itu, maka Asus membawa sertakan 256 MB Flash ROM dan 128 MB DDR SDRAM, supaya kinerjanya tetap bagus.

Sebagai PDA, Asus P565 juga dilengkapi dengan fitur-fitur berorientasi bisnis, seperti push-mail, Pengenal Business Card dan tidak ketinggalan Microsoft Office Mobile. Untuk layanan push-mail, Asus P565 memakai layanan push-mail-nya Microsoft. Meski untuk kita yang di Indonesia belum bisa menikmati layanan ini, berhubung belum jelasnya siapa yang akan menjalin kerja sama dengan Microsoft untuk menghidupkan layanan push-mail-nya.

Technorati Tags: ,

Minggu, 19 April 2009

Ubuntu 9.04 “Jaunty Jackalope,” Kesatria Kegelapan

Diantara sekian banyak sanjungan dan pujian terhadap Ubuntu 9.04 “Jaunty Jackalope” ada beberapa hal yang rupanya mengganggu. Dari beberapa forum yang sempat saya kunjungi saya menyimpulkan bahwa pilihan warna yang dipakai pengembang Ubuntu 9.04 ini yang paling banyak di komentari. Coba perhatikan screen shoot berikut:ubuntu jaunty

Apa kesan anda?

Bagi saya kesederhanaan menjadi daya tarik tersendiri. Logo Ubuntu di kanan bawah itu juga menurut saya bagus sekali. Tapi memang mungkin kalau dipilihkan warna yang lebih cerah bisa jadi lebih baik. Pilihan warna hitam kecokelatan memang jadi berkesan ‘gloomy’-gelap-sangar-menakutkan. Tidak salah kan kalau saya menjuluki Ubuntu 9.04 ini sebagai “Kesatria Kegelapan.” Pengembang Ubuntu sepertinya tidak berniat meninggalkan warna cokelat yang sedari dulu dipakai.

Beberapa orang menyatakan bahwa terlalu minimalisnya halaman login yang cuman menampilkan ‘Username’ dan ‘Options’ itu akan membuat pemakai pemula lari memilih OS yang lain. Mengingat kebanyakan orang lebih suka meng-klik username-nya kemudian tinggal mengetikkan password.

Kebanyakan dari teman-teman yang pernah saya ‘paksa’ mencicipi Ubuntu masih beranggapan bahwa Ubuntu susah dipakai alias rumit. Mungkin ketika nanti menjadi sangat sulit untuk mencari bajakannya Windows baru orang secara sukarela akan beralih penuh ke Linux. Jujur saja, keharusan untuk ‘stay connected’ dengan internet juga menjadi salah satu kesulitan, terutama bagi kita yang di Indonesia.

Pemakai pemula memang butuh agak dirayu, bisa dengan tampilan yang lebih ‘ramah’ buat mereka. Juga dengan menyesuaikan kebiasaan mereka untuk ‘hanya’ klik sana – klik sini untuk mengoperasikan komputernya. Butuh waktu kiranya bagi mereka untuk mengetahui kesaktian dari si Kesatria Kegelapan.

Saya mohon dukungan juga atas keikutsertaan saya dalam Kontes SEO dbs-pulsa.com Agen Pulsa Elektronik, mohon kunjungi saya di sini. Terima kasih banyak ya …

Technorati Tags:

Sabtu, 18 April 2009

Ubuntu 9.04 “Jaunty Jackalope”, Kesan Pertama

logo ubuntu Setelah menunggu lumayan lama, akhirnya iso Ubuntu 9.04 “Jaunty Jackalope” berhasil juga saya dapatkan. Karena Ubuntu versi ini masih versi beta, saya belum berani menginstall beneran di PC saya. Pertama, saya mencobanya via Virtual Box, lancar jaya, tapi agak tidak puas, layarnya kecil, lemot pula, gara-gara saya cuman menyediakan 256 MB untuk RAM Virtualnya. Kemudian saya manfaatkan Wubi, yang gendeng – edan tenan, mosok OS bisa di install seperti program aplikasi biasa. Hebat kan? Bagi kita-kita yang masih senang menggunakan Windows bajakan, cobalah yang satu ini, di jamin anda akan tercengang!!! Keramahan – menjadi salah satu daya tarik Linux, khususnya Ubuntu ini. Bandingkan dengan Windows yang maunya berkuasa penuh atas PC anda. Sepenuhnya!!! Sampai jadi bodoh tidak mau membaca format selain FAT dan NTFS. Kalau Ubuntu? Tenang saja, mulai Ubuntu 8.04 semua bisa …. hehe… Satu lagi: GRATIS!!! (> info basi yach…)
Kembali Ke Ubuntu 9.04 “Jaunty Jackalope”. Ada beberapa hal yang menurut saya sangat layak untuk di ancungi jempol,
  • Kecepatan booting. Berapa lama waktu yang dibutuhkan PC anda untuk booting? Kalau dengan Windows ya di kisaran 5 menit sampai agak lama-lah, tergantung konfigurasi anda, terutama aplikasi yang anda pasang di start up anda. Nah dengan Ubuntu 9.04 “Jaunty Jackalope” ini, anda akan merasa lebih gegas, kurang dari 2 menit sudah sampai di halaman log in. Kalau memakai partisi bawaannya – ext4 – beberapa sumber menyatakan kalau waktu yang dibutuhkan antara 17 sampai 20 detik!!!
  • Kecilnya kebutuhan space hard disk. Kabarnya Ubuntu 9.04 “Jaunty Jackalope” ini memang sudah di optimasi untuk penggunaan di netbook yang lagi laris itu. Kebanyakan netbook yang muncul di awal-awal dulu hanya dilengkapi dengan 2 sampai 4 GB SSD, agak beda kondisinya dengan netbook keluaran terakhir yang hard disknya sampai 160 GB. Ubuntu 9.04 “Jaunty Jackalope” ini hanya memerlukan space yang kecil saja, cukup 4 GB dah cukup. Harap di ingat bahwa Ubuntu – seperti halnya varian Linux yang lain, bukan hanya mengusung OS thok seperti Windows, tapi juga sudah dilengkapi software lain, jadi langsung bisa di ajak ‘bekerja.’
  • Pengenalan hardware. Ini yang menurut saya kemajuan paling memanjakan bagi saya. Sebelumnya saya memakai Ubuntu 8.04, yang pengenalan hardwarenya agak mundur dibanding versi 7.04. Lumayan rumit untuk ngatur-ngatur beberapa hal.
  • Koneksi internet dan jaringan yang nyaman puol!!!! Masih terkait dengan pengenalan hardware di atas. Ubuntu 9.04 “Jaunty Jackalope” memberikan kemudahan dalam melakukan koneksi internet melalui HP atau modem, juga wifi. Pengaturannya menjadi sangat mudah. Tidak perlu lagi melalui terminal dengan perintah “sudo” yang membuat ngeri itu. Untuk Indonesia, juga sudah ada pengaturan koneksi GPRS atau 3G melalui operator di sini. Hanya satu catatan, mungkin mereka keburu-buru atau gmana, APN untuk im3 keliru, dituliskan di situ “www.imdosat-m3.net”, ubah saja menjadi “www.indosat-m3.net” (tanpa tanda petik loh ….) Yang jelas adalah keuntungan adalah: kita tidak perlu pusing dengan driver dan PC Suite. Saya memakai Sony Ericsson G502, langsung dikenali, cuman jangan kaget, HP anda akan di set menggunakan koneksi tertinggi yang tersedia di situ. Memudahkan memang, tapi mungkin akan jadi masalah kalau kita memakai ponsel 3G/HSDPA tapi jaringannya blas tidak ada.
Hehe.., sementara itu dulu dech. Puazzzz!!!!
Kalau anda menginginkan iso dari Ubuntu 9.04 atau yang lain, silahkan hubungi saya di estheryudi[at]gmail[dot]com atau ponsel saya +628563611881

Sabtu, 04 April 2009

Berhenti dari Layanan Indosat M2 ‘Broom’ Unlimited

Akhirnya saya memutuskan untuk berhenti dari layanan Indosat M2 ‘Broom’ Unlimited. Mungkin keputusan ini akan saya sesali. Seperti saya juga menyesal membeli Kartu Perdana-nya Indosat M2 yang pada awal peluncurannya mendapatkan banyak dukungan dari para blogger di Indonesia. Yang jelas saya sudah lelah bersabar, berharap akan ada perbaikan mutu layanan internet murahnya si ‘Broom’ ini. Saking lelet-nya, saya merasa sering harus membuang waktu. Beberapa hari lalu saya kembali nge-net lewat warnet. Murah loh, hanya 1000an per jam, dalam waktu dua jam saja saya sudah bisa melakukan begitu banyak hal. Jadi tambah dongkol dengan Indosat yang untuk membuka halaman awal-nya mbah Google bisa lebih dari 3 menit.
Agak tidak beruntung ya…? hikz…, yang jelas lemotnya si Indosat M2 ‘Broom’ ini mulai terasa banget setelah ada iklan IM3 ‘Groove’ itu. Padahal itu kan hanya soal nama, dari dulu IM3 sudah punya layanan internet murah dengan berbasis waktu, hanya waktu itu masih dengan tarif Rp. 100,00/menit. Lha kalau sekarang jadi cuman Rp. 20,00/menit memang kemajuan besar, tapi layanan seperti itu memakan banyak korban. Kualitas layanan data yang masih amburadul begini lebih banyak membuat susah dari pada meningkatkan produktivitas pengguna. Peh!!!
Bagi teman-teman yang juga mengalami hal ini mohon sudi memberikan sharing comment-nya ya … Atau mungkin ada yang memberi saran layanan sejenis yang lain yang lebih baik gitu ….
Technorati Tags: ,,,